Artikel ini memuat tentang cara kerja pengapian mesin mobil (ignition) pada umumnya, baik dengan menggunakan platina maupun dengan menggunakan CDI (Dalam hal ini sebenarnya Induction Ignition, hanya saja di dalam dunia otomotif indonesia nama CDI sudah melekat dengan sistem pengapian ini jadi saya gunakan CDI).Gambar dan artikel ini disadur dari http://www.jetav8r.com/, dan juga tentunya pengalaman pribadi.
Sistem pengapian Conventional :
Cara kerja pengapian mobil Secara sederhana dapat di lihat pada skema berikut ini :

Ketika kita memutar kunci kontak ke posisi "ON" yang terjadi adalah seperti gambar diatas, yaitu koil mendapat kan aliran " setrum"dari accu yang bermuatan +, kemudian platina (POINTS) dalam posisi terbuka. yang artinya Ujung dari koil yang lain berada dalam posisi nol.

Ketika kita memulai Starter kita atau ketika mobil kita sudah hidup inilah yang terjadi :

Platina kita akan mengalami siklus buka tutup.Nah oleh karena siklus buka tutup inilah koil kita menjadi "AKTIF" dan melompatkan "setrum" yang cukup besar ke Busi.

APA ARTINYA KOIL kita AKTIF ????

Penjelasan secara mudahnya demikian : Pada dasarnya alat electronic yang ada di mobil kita membutuhkan setrum muatan Positif + dan negatif - dari aki kita agar dapat aktif. demikian pula dengan koil kita. dia membutuhkan muatan + dan -. ketika kunci kontak dalam posisi "On" terminal koil yang bertanda + sudah di aliri setrum sedangkan terminal koil yang bertanda - masih kosong atau nol. Sesaat setelah kita starter maka posisi platina akan menutup sehingga terminal - mendapatkan aliran muatan - . darimana muatan negatif ini muncul? dari body platina itu sendiri yang di lekatkan pada body mobil kita melalui DELCO dan kabel massa. ketika platina pada posisi menutup artinya muatan negatif- atau yang sering kita sebut massa dalam bahasa awam, tersalurkan melalui kabel platina menuju koil, sehingga koil aktif dan mengahsilkan lompatan "api" ke busi.

Bagaimana koil dapat membuat lompatan api yang besar dengan memanfaatkan sumber yang kecil (12V) ?????

Dengan memanfaatkan Hukum Faraday ==> yang secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :

Apabila sebuah magnet kita gerakan diantara kumparan atau gulungan kawat maka seiring dengan pergerakan magnet itu (sebenarnya medan magnet) maka akan dihasilkan listrik pada kumparan tersebut, dan sebaliknya apabila kumparan kawat pada inti besi kita berikan aliran listrik maka kumparan tersebut akan menghasilkan medan magnet.

Dengan kata lain Perubahan medan magnet pada Kumparan akan menghasilkan aliran listri pada kumparan tersebut!!!!

koil mobil pada umumnya terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer (dengan jumlah lilitan sedikit) dan juga kumparan sekunder (dengan jumlah lilitan 100X lipat gulungan Primer).

seperti kita melilitkan seutas benang pada gulungan maka hasilnya pasti akan ada dua ujung yang dapat kita temui nah pada gulungan Primer kedua ujung inilah yang akan muncul kepermukaan koil menjadi terminal + dan - pada kepala koil

Maka seperti yang kita bahas sebelumnya ketika koil aktif artinya terminal + mendapat muatan + dan terminal - mendapat muatan - maka kumparan primer ini akan menimbulkan medan magnet yang akan mempengaruhi kumparan sekunder yang posisinya berada didalam kumparan primer. Syarat agar kumparan kedua dapat melompatkan lisrtik maka sesuai hukum faraday harus ada perubahan medan magnet. perubahan medan magnet ini terjadi seiring dengan buka tutupnya Platina/Points.

Dengan jumlah lilitan yang 100 kali lebih banyak dari pada kumparan primer maka tegangan yang dihasilkan secara mudahnya adalah 100X lipat pula. nah tegangan sebesar ini akan mencari sumber massa atau ground atau kutub - terdekat untuk bisa dinetralisir. maka dengan adanya kabel busi dan busi itu sendiri yang salah satu sisinya tertanam pada ground terjadi lah lompatan bunga api yang mampu membakar campuran bahan bakar udara pada ruang bakar mesin.

KONDENSOR

Kita sering di suruh montir2 apabila mengganti platina sekalian ganti kondensornya...betul? apakah fungsi kondensor sebenarnya?

seperti yang kita bahas diatas bahwa setiap terjadi perubahan medan magnet maka akan menghasilkan tegangan pada kumparan, ternyata selain menghasilkan tegangan pada kumparan sekunder yg diteruskan ke busi, medan magnet yang terjadi pada koil juga menghasilkan tegangan pada kumparan primer itu sendiri. Yaitu sebesar +300V, tegangan sebesar ini terjadi ketika posisi Platina/poits terbuka, apabila tegangan ini tidak di netralisasikan atau digrounded maka akan terjadi lompatan bungan api pada platina kita untuk memaksakan tegangan tersebut untuk ke ground.Apabila ini terjadi maka dalam hitungan menit maka platina kita akan hangus dan habis terbakar.

Disinilah Kondensor mengambil peranan, ketika platina posisi terbuka kondensor menampung sementara tegangan tersebut, kemudian ketika platina menutup lagi tegangan tersebut akan dinetralisir atau di grounded lagi.

BALLAST RESISTOR

Balast resistor atau yang dalam bahasa awamnya wheatstone atau restan dan lain2 yaitu berbentuk resistor besar yang terbungkus batu keramik putih terletak diatas resistor. fungsi dari ballast resistor ini adalah penurun tegangan yang masuk ke koil pada saat kendaraan sudah pada kondisi nyala dan berjalan sehingga input ke koil tidak mencapai 12V. hal ini berguna agar koil kita tidak cepat panas dan juga platina tidak cepat gosong. Namun ballast resistor ini tidak digunakan pada saat start pertama. untuk start pertama dibutuhkan api koil yang cukup besar agar dapat membakar campuran bahan bakar dan udara yang masih dingin dan juga pelumasan mesin yang belum sempurna. jadi pada saat starter koil mendapatkan input langsung dari accu sebesar 12V.

untuk jenis jenis koil modern ballast resitor tersebut telah terintegrasi kedalam koil sehingga terletak didalam koil itu. built in internal resistor.

Busi

busi merupakan salah satu komponen utama dalam sistem pengapian, yaitu sebagai komponen ujung yang melakukan pembakaran campuran bahan bakar udara dalam ruang bakar kendaraan, api melompat dari ujung elekroda busi ke ground busi sehingga terjadilah pembakaran. berikut kutipan gambar2 busi yang normal dan tidak normal beserta penyebabnya :


KELEMAHAN SISTEM PENGAPIAN PLATINA

1.KE ausan pada platina, semahal2nya platina akan mengalami keausan
2.terbatasnya input tegangan ke dan output dari koil agar tidak menghanguskan platina
3.Keterbatasan pada rpm tinggi dikarenakan masih mengharapkan kemampuan mekanik pegas
4.keterbatasan akibat embun, kotoran dan getaran

KE untungan sistem pengapian platina

1.Murah
2.Banyak montir pinggir jalan yang ngerti

Sistem CDI

Capasitive Discharge Ignition

Pengertian mudahnya adalah pemanfaatan alat elektronik berupa transistor dan kapasitor untuk menggantikan sistem pengapian tradisional (platina).

Pada prinsipnya CDI memanfaatkan sebuah sensor yang akan aktif apabila di trigger atau di pantik oleh sesusatu, dalam hal ini sensor akan aktif oleh dadu yang ada di tengah delko kita. Salah satu jenis sensor yang sering digunakan adalah sensor Hall.

Sensor hall memanfaatkan efek hall yaitu lapisan tipis semikonduktor yang diberi arus listrik (vs) akan menghasilkan beda potensial (vout) akibat terjadi perubahan medan magnet secara tegak lurus.

beda potensial yang dihasilkan besarnya adallah Vout= I X B


Contoh gambar diatas sebuah magnet diletakan didepan sensor hall, apabila benda besi diletakan tegak lurus pada magnet tersebut maka medan magnet didepan sensor hall akan berubah, perubahan ini akan menghasilkan beda potensial pada pin Vout, maka lampu LED akan menyala.

Yang terjadi pada delco mobil secara sederhananya adalah seperti gambar dibawah ini :

Nah Vout dari IC Hall ini akan di Perbesar/amplify dengan rangkaian OP amp. atau sejenisnya untuk dapat digunakan sebagai arus Trigger pada kutub - dari koil. Sehingga setiap arus Vout di keluarkan dari IC hall dapat mengaktifkan koil.

Keuntungan Pengapian Dengan sistem CDI

1. Karena tidak ada kontak, maka tidak ada yang akan aus untuk sistem pengapian ini (timeless, wearless, )
2.Karena bukan menggunakan sistem kontak maka tidak akan terpengaruh pada kotoran, embun pagi, dan juga getaran.(pagi2 lebih mudah untuk starter)
3.Dapat menggunakan koil racing dengan nilai hambatan yang rendah yang tidak dapat digunakan pada sistem pengapian platina. jika koil racing digunakan pada platina maka dengan cepat akan menghanguskan platina anda....
4.Tidak ada lagi setel menyetel platina atau adjustment karena tanpa kontak sehingga jika settingan awal sudah ok maka sistem cdi akan bertahan dalam waktu yang cukup lama. sehingga tidak ada lagi tune up rutin selain penggantian busi.

Kerkurangan sistem pengapian CDI

1.Rada mahal dikit( tapi kan invest untuk jangka panjang)
2.Belum banyak montir pinggir jalan yang mengerti sistem ini sehingga munculah alkisah penggunaan cdi ngeri kalo mogok tiba2 gimana?????( gimana mobil2 baru sekarang? udah pada cdi semua bro.....)

FAKTA

Dari 100 mobil CDI yang mogok 95 diantaranya yang rusak bukan CDI nya melainkan KOIL nya.
READ MORE - Sistem Pengapian Platina Dan CDI
Bagian-bagian mekanisme katup
1. katup (valve), berfungsi membuka dan menutup saluran isap dan buang. Diameter katup isap dibuat lebih besar daripada diameter katup buang.
2. Dudukan katup, sebagai tempat duduknya kepala katup.
3. Pegas katup, berfungsi mengembalikan katup pada dudukan semula setelah katup bekerja (membuka).
4. Taper (valve lifter), berfungsi memindahka gcrakan bubungan (nok) ke tuas katup {rocker arm) melalui batang penekan (push rod)
5. Batang penekan (push rod), berfungsi meneruskan gerakan tapet ke ujung tuas katup. Batang penekan hanya terdapat mekanisme katup yang poros noknya di blok silinder dan
katup-katupnya terdapat pada kepala silinder
6. Tuas katup (rocker arm), berfungsi menekan batang katup, sehingga katup dapat membuka. Celah (kerenggangan) antara rocker arm dan push rod disebut celah katup.




Ada beberapa model dalam pemindahan putaran dari poros engkol ke poros nok,
antara lain:


1) Model timing gear
Model ini digunakan pada mekanisme katup mesin OHC (Over Head Valve}, di mana poros noknya berada di dalam blok silinder. Model ini sudah jarang dipakai, karena timing geanya menimbulkan bunyi yang berisik dibanding model Iain.


2) Model timing chain .
Model ini diterapkan pada mesin OHC (Over Head Camshaft) dan DOHC (Dual Over Head Camshaf), di mana. poros noknya berada di atas kepala silinder. Poros nok digerakkan oleh poros engkol melalui rantai (timing chain).


3) Model timing belt
Model ini poros nok digerakkan oleh poros engkol melalui sabuk bergerigi(belt). Penggunaan sabuk bergigi ini tidak menimbulkan bunyi berisik, tidak memerlukan pelumasan, tidak memerlukan penyetelan tegangan,
dan lebih ringan. Olch karena kelebihan itu,
model timing belt ini lebih banyak diterapkan pada mesin bensin
READ MORE - Mekanisme Katup
Berkendaraan Mobil akan terasa nyaman, jika penyejuk udara (AC) bekerja sempurna. Sudah menjadi suatu kebutuhan apalagi dikota besar seperti Jakarta kalau AC ngadat atau tak dingin, keadaan pun jadi serba salah kaca jendela kalau dibuka, masalah keamanan, debu dan asap kendaraan akan masuk, namun jika ditutup ruangan akan terasa panas dan pengap,gangguan pada AC biasanya lantaran kurang perawatan. Tips berikut ini dapat membantu Anda melakukan perawatan AC sendiri sebelum kondisi AC menjadi rusak berat:

  1. Jagalah selalu kebersihan kabin dari debu dan kotoran. Terutama karpet 2 lembar yang didepan karena akan tersedot kedalam evaporator (lembab) sehingga terjadi jamur dan spora sangat tidak baik buat kesehatan, dan menimbulkan bau yg tidak enak bila pertama kali AC dihidupkan.
  2. Saat mencuci mobil, buka kap mesinnya dan semprotkan air yang kencang pada bagian Condensor AC (yang bentuknya mirip radiator dan biasanya terletak didepan radiator) kotoran atau debu yang menempel bila dibiarkan akan mengeras bisa mengakibatkan korosi atau keropos sehingga menjadi bocor pada bagian kondensor.
  3. Memilih tempat parkir yang teduh jika parkir kendaraan dalam waktu yang cukup lama, Karena kalau di tempat panas biasanya pas pengemudi masuk, ruang dalam cukup panas dan mengakibatkan membutuhkan proses pendinginan yang lama. Selain itu beban pendinginan saat mobil berjalan pun ikut tinggi.
  4. Perisalah ExtraFan (kipas) yang didepan Condensor apakah hidup bila Ac dihidupkan. Bila tidak segera ganti, akan mengakibatkan Compressor rusak atau selang high press bisa meledak.
  5. Jangan merokok di dalam mobil karena asapnya bisa mengotori Evaporator nikotinnya yang lengket dan berlendir serta menimbulkan bau tak sedap dan susah hilang.
  6. Jangan memaksimalkan beban AC saat kendaraan melaju kencang dengan menurunkan temperaturnya.
  7. Sebelum menghidupkan mesin matikan AC terlebih dahulu, sesudah mesin stabil baru hidupkan AC. Begitupun sebaliknya, matikan AC terlebih dahulu bila mau matikan mesin.
  8. Jangan memakai pengharum wewangian yang mutunya kurang jelas, akan menimbulkan bau dan susah dibersihkan. Dan jangan memakai pengharum model colok ke grill sebab sering terjadi patah. (karena sebagian Grill susah dapat dibeli dipasaran).
  9. Kalau ada gejala yang tidak biasa seperti AC kurang dingin lebih baik segera ke bengkel specialist ac mobil, agar tidak terlanjur rusak yang mengakibatkan biaya tinggi.
  10. Lakukan perawatan rutin AC। Sangat disarankan setahun sekali, yang perlu diganti Receiver Dryer, Oil Compressor, services Blower, Evaporator, kuras Condensor dan Freon. Perawatan rutin di samping memperpanjang fungsi Componen AC menjadi lebih lama, juga akan membuat udara segar yang berembus selalu segar.
Sumber:
READ MORE - Tips Merawat AC Mobil
Bila AC mobil Anda kerjanya sudah melemah alias tidak lagi menghembuskan hawa dingin dengan maksimal, belum tentu penyebabnya dari freon yang harus diisi kembali. Kerusakan pada salah satu perangkat sirkulasi AC dapat menyebabkan AC tak dingin lagi dan freon cepat habis. Untuk itu kenalilah beberapa perangkat sirkulasi AC dan kerusakan apa saja yang bisa terjadi pada perangkat ini yang mempengaruhi kerja AC mobil Anda :
a) Evaporator
• Fungsi : mengubah cairan freon menjadi gas dingin. Di perangkat inilah proses pendinginan cairan freon terjadi.
• Kerusakan : terjadi kebocoran akibat kotoran yang menumpuk sehingga menyebabkan korosi / keropos.
b) Termostat
• Fungsi : untuk menyalurkan daya listrik ke kompresor secara otomatis. Sensor pada thermostat akan mendeteksi suhu di evaporator sesuai setelan. Apabila thermostat dalam keadaan rusak maka evaporator bisa membeku karena pemutus arus listrik tidak berfungsi.
• Kerusakan : ditandai dengan keluarnya asap dari kisi AC serta adanya tetesan air seperti embun yang menetes dari evaporator.
c) Dryer
• Fungsi : tempat menyimpan freon sementara setelah dicairkan oleh kondensor untuk kemudian disuplai ke evaporator. Fungsi lainnya adalah sebagai penyaring kotoran dalam system sirkulasi AC.
• Kerusakan : tersumbatnya dryer oleh timbunan kotoran yang terbawa oleh kondensor. Bila dryer rusak maka suku AC menjadi tidak stabil dan berubah-ubah.
d) Katup Ekspansi
• Fungsi : menyemprot cairan Freon dari dyer ke evaporator dengan temperatur dan tekanan yang rendah.
• Kerusakan : katup ekspansi bisa rusak jika dryer juga rusak karena membawa kotoran ikut masuk sehingga kerusakan bisa merembet ke evaporator yang ikut terkena kotoran.
e) Kondensor
• Fungsi : Mengubah Freon menjadi cairan yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi.
• Kerusakan : Bisa terjadi kebocoran, kotoran debu dan lumpur juga bisa merusak komponen ini.
f) Kompresor
• Fungsi : Menekan cairan Freon ke kondensor.
• Kerusakan : Kebocoran sil, melemahnya kopling magnet, berkurangnya oli kompresor. Jika terjadi kerusakan biasanya disertai dengan tanda-tanda munculnya suara berisik saat AC dalam kondisi on. (IPR2004)
READ MORE - Perangkat Sirkulasi AC Mobil
next page

Entri Populer

top