Sejarah Mobil Indonesia

Mobil kuno kelahiran abad 19 ternyata menjadi daya tarik tersendiri diantara mobil mewah yang di pamerkan di Kuta Bali, Minggu, 15 November 2009 lalu.
Adalah mobil bernama ’spiker’ buatan Amsterdam, buatan tahun 1895. Mobil tersebut, hanya memiliki kecepatan 30 kilometer per jam ini, jika dilihat seperti kereta bermesin.



Orang Indonesia yang memiliki mobil tersebut adalah mantan Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI, Letnan Jenderal (purn) Suyono yang kemudian dijadikan ikon dari pameran mobil kuno.
Bentuknya yang paling unik dan tertua diantara puluhan mobil lainnya membuat mobil ini paling sering dijadikan sebagai ajang foto-foto baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tak hanya itu saja, mobil yang memiliki sejarah dan menjadi saksi bisu dalam peperangan 10 November 1945 yang dipimpin Bung Tomo, yaitu mobil berwarna hijau Cabriolet Coupe Austin Seven juga ikut mejeng di pameran yang dilakukan dalam rangka memperingati hari pahlawan ini.
Mungkin dari generasi tua masyarakat Inggris dipastikan mengenal mobil jenis ini yang memang telah populer di masanya. Mobil ini menjadi unik dan berharga karena memiliki ikatan emosional dengan pemilik awalnya yaitu Bung Tomo.
Dia adalah tokoh pergerakan nasional dan orator ulung yang membangkitkan semangat juang bangsa Indonesia dalam menentang penjajah.
Mobil imut-imut ini memang cukup kecil dan sesak bila diakomodasikan untuk orang yang bertubuh besar namun tetap tangguh dan berfungsi dengan baik sebagai alat transportasi.
Mobil lainnya adalah Mini Cooper Thirty buatan Morris tahun 1989, mesin 1.000 cc dengan transmisi otomatis. Mobil terakhir dari British Leyland Group dikeluarkan sebagai peringatan ke 30 produksi mobil Morris mini atau Austin seven.
Mobil rancangan Sir Alex Issigonis yang sederhana ini menjadi ikon Inggris sepanjang waktu. Lebih-lebih mobil ini melekat erat dengan karakter Mr Bean, seorang aktor ‘konyol’ yang lebih dikagumi karena mimiknya yang memuakkan namun dinantikan tayangannya.
Bisa dikatakan bahwa setiap negara memiliki ikon mobil rakyat seperti VW kodok (Jerman), Fiat 500 (Italia), Citroen 2CV (Perancis), dan Mini Cooper Thirty mewakili Inggris Raya.
Meskipun Mini Thirty baru dibawah grup BMW mengeluarkan versi retro yang harganya selangit namun penggemar mini tidak pernah surut.
Diakui Ketua Persatuan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Bali Jos Dharmawan mengatakan bahwa sejauh ini belum ada hambatan dalam hal perawatan.
“Hanya saja, persoalan suku cadang karena yang namanya mobil tua dan kuno cukup kesulitan. Namun dengan adanya komunitas seperti ini, antar penggemar mobil kuno saling memberikan informasi,” tutur Jos.
Semua mobil yang dipamerkan ini masih layak untuk digunakan sebagai alat transportasi. Bali sendiri, kata Jos masih banyak menyimpan mobil kuno namun sekarang masih banyak yang ‘bersembunyi’. “Perawatan mobil kuno memang yang perlu diperhatikan lebih adalah aki dan rem,” jelas Jos.

0 komentar:

Posting Komentar

next page

Entri Populer

top